Nama : Daniel Eric Thendean
NPM : 21211728
Kelas : 4EB08
CORPORATE
SOCIAL RESPONSIBILITY PT.PERTAMINA BAGI BANGSA INDONESIA
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang masalah
CSR kepanjangan dari Corporate Social
Responsibility ini merupakan komitmen pelaku dunia usaha untuk
memiliki peran dan fungsi terhadap pengengembangan dan pemberdayaan masyarakat
sekitar bisnisnya. Dengan kata lain CSR merupakan upaya sungguh-sungguh entitas bisnis untuk meminimumkan dampak negatif
dan memaksimumkan dampak positif operasi perusahaan terhadap seluruh pemangku
kepentingan dalam bidang ekonomi, sosial dan lingkungan untuk mencapai tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Dengan demikian, perusahaan
seharusnya mengetahui secara mendetail dampak operasinya terhadap semua
pemangku kepentingannya dan seluruh regulasi pemerintah yang relevan sebagai
batas kinerja minimum, dan berupaya sedapat mungkin untuk melampauinya
berlandaskan norma etika berlomba menjadi yang terbaik.
Di Indonesia, praktik CSR belum
menjadi perilaku umum, karena banyak perusahaan yang menganggap sebagai cost
center. Namun, di era informasi dan teknologi serta desakan globalisasi,
tuntutan menjalankan CSR semakin besar. Selain itu, pelaksanaan CSR merupakan
bagian dari good corporate governance
(GCG), yakni fairness, transparan, akuntabilitas, dan responsibilitas, termasuk
tanggung jawab terhadap lingkungan fisik dan sosial, yang mestinya didorong
melalui pendekatan etika pelaku ekonomi. Oleh karena itu, di dalam praktik,
penerapan CSR selalu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan kebutuhan
masyarakat. Idealnya terlebih dahulu dirumuskan bersama tiga pilar yakni dunia
usaha, pemerintah, dan masyarakat, dan kemudian dilaksanakan sendiri oleh
perusahaan.
Sebagai perusahaan milik negara, PT.Pertamina
yang bergerak di bidang pengelolaan minyak dan saat ini perkembangannya sudah
sangat besar. Menurut pasal 74 ayat 1 UU PT no.40 tahun 2007 bahwa PT
(Perseroan Terbatas) yang menjalankan usaha di bidang dan/atau bersangkutan
dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab social dan lingkungan.
Lalu bagaimanakah sikap Pertamina dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR)? Masalah ini yang membuat
penulis tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam makalah yang berjudul
“CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT.PERTAMINA BAGI BANGSA INDONESIA”.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
tanggung jawab social Pertamina terhadap lingkungan?
2. Bagaimanakah
peran pemerintah terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina?
C. Tujuan
1. Untuk
mendeskripsikan bagaimana tanggung jawab social Pertamina terhadap lingkungan.
2. Untuk
mendeskripsikan bagaimana peran pemerintah terhadap Corporate Social
responsibility (CSR) Pertamina.
BAB II
ISI
A. Selayang Pandang tentang Pertamina
PT
Pertamina (Persero) (dahulu bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara) adalah sebuah BUMN yang
bertugas mengelola penambangan minyak dan gas
bumi di Indonesia.[1][1] Pertamina adalah hasil gabungan dari perusahaan Pertamin dengan Permina yang didirikan
pada tanggal 10 Desember 1957.
Penggabungan ini terjadi pada 1968. Direktur
utama (Dirut) yang menjabat saat ini adalah Karen Agustiawan yang
dilantik oleh Menneg BUMN Syofan Djalil pada 5
Februari 2009
menggantikan Dirut yang lama Ari Hernanto Soemarno. Kegiatan
Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan petrokimia, terbagi ke
dalam sektor Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh kegiatan anak-anak perusahaan
dan perusahaan patungan.
1.
Pertamina Hulu
Kegiatan usaha Pertamina Hulu
meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas, dan panas
bumi. Untuk
kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di beberapa wilayah
Indonesia maupun di luar negeri. Pengusahaan di dalam negeri dikerjakan oleh
PERTAMINA Hulu dan melalui kerjasama dengan mitra sedangkan untuk pengusahaan
di luar negeri dilakukan melalui aliansi strategis bersama dengan mitra.
Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas bumi, kegiatan
eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam negeri. Untuk
mendukung kegiatan intinya, PERTAMINA Hulu juga memiliki usaha di bidang
pemboran minyak dan gas.
a.
PT Pertamina EP
Sebagai tindak lanjut dari UU Migas No.
22 tahun 2001, pada tanggal 13
September 2005 dibentuk PT Pertamina EP yang merupakan anak
perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di sektor hulu minyak dan gas
untuk mengelola Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) PERTAMINA kecuali untuk Blok
Cepu dan Blok Randu Gunting. Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk
mendapatkan penemuan cadangan migas baru
sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini dilakukan
untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus dipertahankan.
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)
Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD)
Sumatra Bagian Utara yang berpusat di Rantau, DOH
Sumatra Bagian Tengah berpusat di Jambi, DOH
Sumatra Bagian Selatan berpusat di Prabumulih, DOH Jawa
Bagian Barat berpusat di Cirebon, DOH Jawa
Bagian Timur berpusat di Cepu, DOH
Kalimantan berpusat di Balikpapan, dan DOH Papua berpusat di Sorong.
b.
Perusahaan patungan
Aktivitas eksplorasi dan produksi dilakukan melalui
operasi sendiri dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam
bidang minyak dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operating Body for Enhanced Oil
Recovery), JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC
(Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), penyertaan berupa
IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest), serta
proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panasbumi berbentuk JOC (Joint Operating
Contract). Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama
dengan mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-ER, 15 JOB-PSC, 44
TAC, 27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang
panas bumi terdapat 8 JOC. Saat ini DOH yang dulu digabung menjadi 3 region,
yaitu Region Sumatera berusat di Prabumulih: Region Jawa di Cirebon dan Region
KTI (Kawasan Timur Indonesia) dengan pusatnya di Balikpapan.
c.
Panas bumi
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 3 (tiga)
area panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 162 MW. Ketiga Area
Panas Bumi tersebut adalah Area Sibayak (2 MW) di Sumatra
Utara, Kamojang (140 MW) di
Jawa
Barat dan Lahendong (20 MW) di Sulawesi
Utara.
d. Pengembangan usaha
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai
mengembangkan usahanya baik di dalam dan luar negeri melalui aliansi strategis
dengan mitra. Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa
pemboran minyak dan gas melalui Pertamina
Drilling Service (PDS) yang memiliki 26 unit rig pemboran serta anak
perusahaan PT Usayana yang
memiliki 7 rig pemboran. Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki
jaringan pipa gas dengan panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
2. Pertamina
Hilir
Kegiatan usaha PERTAMINA Hilir
meliputi pengolahan, pemasaran dan niaga dan perkapalan serta distribusi produk
Hilir baik di dalam maupun keluar negeri yang berasal dari kilang PERTAMINA
maupun impor yang didukung oleh sarana transportasi darat dan laut. Usaha hilir
merupakan integrasi Usaha Pengolahan, Usaha Pemasaran, Usaha Niaga, dan Usaha
Perkapalan. Usaha pengolahan dibagi dua, yaitu:
a.
Kilang minyak
Bidang Pengolahan mempunyai 7 unit kilang dengan
kapasitas total 1.041,20 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak terintegrasi
dengan kilang Petrokimia dan memproduksi NBBM. Ketujuh Kilang minyak tersebut
terdiri dari :
b. Kilang LNG
Disamping
kilang minyak, PERTAMINA Hilir mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG
Arun dengan 6 train dan LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun
sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun. Beberapa Kilang tersebut juga
menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan
Brandan, Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Mundu. Kilang Cilacap adalah satu-satunya
penghasil lube base oil dengan
grade HVI- 60, HVI — 95, HVI -160 S dan HVI — 650. Produksi lube base ini
disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) untuk diproduksi menjadi produk
pelumas dan kelebihannya diekspor.
c. Produk
Bahan Bakar
Minyak :
Pelumas :
·
Fastron adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi synthetic
·
Prima XP SAE 20W - 50 adalah pelumas produksi Pertamina untuk mesin bensin
·
Mesran Super SAE 20W-50 adalah pelumas mesin bensin
·
Mesrania 2T Super-X adalah pelumas mesin bensin dua langkah yang
berpendingin air seperti mesin tempel atau speed boat. Pelumas ini diproduksi
oleh Pertamina. Juga cocok untuk penggunaan pada motor tempel yang lebih kecil
dan mesin ketam, mesin gergaji, bajaj dan bemo.
·
2T Enviro merupakan pelumas kendaraan 2 Tak
dengan bahan bakar bensin juga
pelumas semi sintetis yang dibuat
dari bahan dasar pelumas mineral ditambah
bahan dasar pelumas sintetis Poly Isobutylene.
Direkomendasikan untuk digunakan pada mesin kendaraan 2 Tak berbahan bakar
bensin dengan pendingin udara. Kendaraan-kendaran 2 Tak buatan Jepang seperti Kawasaki, Yamaha, Suzuki, Honda dan Vespa, dapat juga
digunakan untuk mesin gergaji (chain
saw) dan mesin potong rumput.
·
Enduro 4T
·
Meditran
·
Rored
- Petrokimia : Pure Teraphithalic Acid (PTA), Paraxyline, Benzene, Propyline, Sulfur
B. Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina
PT
Pertamina (Persero) sudah banyak dan cukup lama melaksanakan berbagai program
CSR, seperti
penghijauan, sumbangan-sumbangan kepada korban gempa, sumbangan kepada para
penyandang cacat, kesehatan, dan dalam bentuk pendidikan.
Corporate
Social Responsibility dalam bidang pendidikan memiliki tema "Cerdas bersama
Pertamina". Program ini memiliki 2 pilar utama, yaitu peningkatan mutu dan
akses pendidikan. Adapun kegiatan-kegiatannya adalah sebagai berikut:
Pembangunan/Rehabilitasi Sekolah dan Universitas
Pertamina telah berkontribusi lewat
pembangunan dan rehabilitasi sarana pendidikan dari tingkat SD hingga SLTA yang
berada di sekitar kegiatan Pertamina maupun Perguruan Tinggi Negeri di seluruh
Indonesia. Kegiatan ini merupakan suatu kerjasama yang dilakukan dengan
institusi pendidikan maupun instansi pemerintah sebagai Strategic Partner
dalam mengembangkan kegiatan CSR Pertamina. Bentuk peningkatan mutu yang
dilakukan meliputi pembangunan auditorium, sarana olah raga beserta
perlengkapannya, penyediaan sarana teknologi berupa komputer, renovasi
perpustakaan, pembangunan Green House hingga renovasi 70 SD di wilayah
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Makasar bekerja sama dengan KOSTRAD.
Pada tahun 2008 bentuk kontribusi Pertamina telah dirasakan oleh perguruan
tinggi seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian
Bogor, Universitas Diponegoro, Univesitas Sriwijaya, Institut Teknologi
Surabaya, Universitas Brawijaya, Univeristas Andalas, Universitas Hasanudin,
SMA Taruna Nusantara, SD Bendungan Hilir Jakarta, dan SMKN 1 Plered di Bantul.
Salah satu strategic partner dalam melakukan kegiatan CSR saat ini.
Beasiswa Pendidikan
Dalam meningkatkan akses pendidikan
Pertamina juga telah memberikan beasiswa kepada lebih dari 2200 siswa kurang
mampu dari tingkat SD sampai dengan SLTA dan lebih dari 100 mahasiswa Perguruan
Tinggi. Selain pendidikan formal, Pertamina juga memberikan bantuan pendidikan
ketrampilan kepada lebih dari 2000 orang anak-anak putus sekolah dan turut
mendukung program Education for All (EFA) untuk pendidikan kepada tuna
netra.
Taman Pintar Yogyakarta
Kegiatan dalam bidang pendidikan ini
bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap siswa-siswi SD hingga Pergururan
Tinggi di wilayah Yogyakarta untuk mengenal lebih jauh Pertamina dilihat dari
sisi ilmu pengetahuan dan teknologi,dalam program tersebut Pertamina
menghadirkan maket kegiatan bisnis pertamina mulai dari hulu sampai ke hilir.
Pada stand Pertamina tersebut juga terdapat alat peraga intraktif untuk
siswa-siswi belajar lebih jauh mengenai teknologi perminyakan.
Olimpiade Sains Nasional (OSN)
Lewat kegiatan ini Pertamina mencoba hadir di tengah-tengah mahasiswa agar
mereka dapat merasakan bahwa generasi muda merupakan tulang punggung bangsa.
Kegiatan yang menguji kemampuan mahasiswa dalam bidang fisika, kima, matematika
ini mendapatkan sambutan hangat oleh mahasiswa ditanah air, hal ini dapat
dilihat dari jumlah peserta yang mencapai hampir 5000 mahasiswa di seluruh
Indonesia.
Selain di bidang pendidikan, CSR juga peduli akan lingkungan. Salah satu
program CSR yaitu Coastal Clean Up dan
Program Bina Lingkungan[2][2].
Coastal Clean Up
Pertamina mengadakan program Corporate Social
Responsibility (CSR) berupa Coastal Clean Up di Pantai Teluk Penyu, yang berada
di wilayah kerja Unit Pengolahan (UP) IV pada Jumat (8/9). Kegiatan ini
dilakukan 700 relawan, terdiri atas pekerja UP IV, masyarakat setempat, serta
pegawai di lingkungan Kabupaten Cilacap. Kegiatan Coastal Clean Up dilakukan
dalam bentuk membersihkan pantai dan penanaman penghijauan di wilayah tersebut.
Hadir dalam acara Coastal Clean Up Deputi Direktur Pengolahan Edi Setianto, Manajer
Pemerintahan dan Kelembagaan Hupmas Korporat Djauhari Kunsetianto, Asisten
Manajer CSR Hupmas Korporat Ifki Sukarya. Sedangkan dari unsur Pemerintah hadir
Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian Kerusakan
Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Masnellyarti Hilman, Bupati
Cilacap Probo Yulastoro, beserta undangan lain. Kegiatan ini merupakan Costal
Clean Up kedua kalinya yang dilaksanakan Pertamina tahun 2006. Sebelumnya, 25
Juni 2006, UP V Balikpapan melakukan program yang sama, bertepatan dengan Hari
Lingkungan Hidup, bekerjasama dengan Pemda wilayah Kalimantan Timur. Menurut
Deputi Direktur Pengolahan Edi Setianto Coastal Clean Up dan penghijauan
lingkungan pada dasarnya merupakan program corporate social responsibility
(CSR) Pertamina di bidang lingkungan, yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas lingkungan di sekitar wilayah operasi perusahaan. Selain itu CSR
dilaksanakan juga di bidang lainnya yaitu pendidikan, kesehatan, dan
pemberdayaan ekonomi masyarakat. Selain itu, menurut Edi Setianto, Coastal
Clean Up juga berkaitan dengan program badan dunia, United Nations Environment
Programme (UNEP), di mana badan tersebut melakukan aksi clean up the world.
Dalam
rangka mencapai tujuan tersebut, Pertamina mencanangkan kegiatan-kegiatan yang
memokuskan pada pelestarian lingkungan dengan tema Pertamina Peduli Lingkungan
yang kegiatannya dilakukan di seluruh unit operasi Pertamina. GM UP IV Cilacap
Agus S. Djailani menjelaskan, bahwa dilihat dari sejarah keberadaan Pantai
Teluk Penyu ini memiliki hubungan yang erat dengan Pertamina, khususnya wilayah
kerja UP IV di era 70-an. Saat ini Teluk Penyu telah menjadi salah satu obyek
wisata pantai yang dikunjungi tidak hanya oleh wisatawan domestik tetapi juga
wisatawan dari manca negara.
Kegiatan
penghijauan yang dilakukan berupa penanaman 1.000 pohon ketapang dan 50 pohon
sadang yang habitatnya sangat cocok tumbuh di wilayah Pantai Teluk Penyu.
Penghijauan dilakukan untuk mengantisipasi abrasi, sebagai peneduh, dan
memperindah lingkungan. Dalam kegiatan pembersihan pantai dari berbagai serakan
sampah, jumlah kantong palastik (polybag) yang terisi sampah sebanyak 600
kantong. Sedangkan jumlah sampah yang terkumpul seberat 1.970 kilogram, dan
total area yang dibersihkan seluas 1,5 kilometer.
Ada
tiga keuntungan yang diharapkan dengan melakukan kegiatan costal clean up dan
penghijauan lingkungan di sekitar pantai. Pertama, semakin banyaknya wisatawan
yang datang ke wilayah ini. Kedua, terdapat multiplier effect, yaitu semakin terbukanya
kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat untuk berdagang, sehingga menjadi
katalisator bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat. Dan ketiga, dengan
adanya wisatawan dapat menambah pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Program Bina Lingkungan
PT PERTAMINA (PERSERO) melalui Program Bina
Lingkungan mulai 1 Januari 2004 yang lalu telah memiliki komitmen untuk
memberikan bantuan sebesar Rp. 12,3 miliar kepada masyarakat. Sebagian dana
bantuan tersebut sebesar Rp. 8,9 miliar telah diserahkan untuk bantuan bidang
pendidikan, kesehatan, keagamaan dan korban bencana alam. Sedangkan sisanya
diberikan pada saat acara Corporate Social Resposibility (CSR) Day PT PERTAMINA
(PERSERO). Penyerahan bantuan tersebut antara lain adalah bantuan untuk Palang
Merah Indonesia (PMI) Pusat sebesar Rp 1,2 miliar merupakan bantuan beasiswa
bagi 60 orang siswa disekitar kegiatan operasional Pertamina yang diterima
dalam program D1 Tenaga Ahli Transfusi Darah untuk satu tahun pendidikan.
Bantuan ini diserahkan oleh Direktur Utama PT PERTAMINA (PERSERO) Ariffi Nawawi
kepada Ketua Umum PMI Pusat Marie Muhammad. Acara CSR Day yang dilakukan oleh
Pertamina merupakan hari pencanangan program CSR PT PERTAMINA (PERSERO) sebagai
bentuk kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat. Program
yang dicanangkan terbagi dalam beberapa bidang seperti untuk bidang pendidikan
dengan tema Cerdas Bersama Pertamina
meliputi bantuan beasiswa, rumah baca, international scientific contest dan
Pertamina Youth Program. Bidang kesehatan dengan tema Pertamina Sehati
(Pertamina untuk Kesehatan Anak & Ibu) meliputi Posyandu binaan, pelatihan
bidan dan dukun anak, serta peningkatan gizi anak & ibu. Program dibidang
kesehatan ini sebagai upaya Pertamina mendukung program pemerintah menuju
Indonesia Sehat 2010.
Selain di
bidang lingkungan, Pertamina juga merambah ke bidang kesehatan, yaitu dengan
adanya program “Bright With Pertamina”. Program bright with Pertamina
adalah pemberian bantuan kaca mata gratis bagi para siswa tingkat SD dan SMP di
seluruh Indonesia. Program ini memberikan pemeriksaan mata gratis dan
membagikan kaca mata kepada 11 ribu siswa SD dan SMP yang tersebar di Sumatra
Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Memasuki
tahun 2011, Pertamina akan memperbesar porsi program lingkungan sehubungan
dengan anjuran yang diterapkan di seluruh dunia. Selain itu, program CSR
terintregrasi melalui pembangunan desa binaan yang sudah mulai diterapkan di
2010 akan semakin digencarkan tahun ini. Selama 2010, desa binaan yang dibangun
Pertamina sudah terdapat di empat lokasi yakni Cepu, Semarang, Boyolali, dan
Tegal, dengan alokasi anggaran masing-masing desa sebesar Rp1 miliar. Di sini,
mereka melakukan pemberdayaan masyarakat desa melalui program lingkungan,
pendidikan, kesehatan maupun infrastruktur. Persyaratannya adalah bahwa di desa
tersebut harus ada industri rumah tangga yang nanti produknya dapat dipasarkan
ke swalayan.
C. Peran
Pemerintah
Peran pemerintah yang terkait dengan
CSR meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan
sumber daya, dukungan politik bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan
peningkatan kemampuan organisasi. Untuk Indonesia, bisa dibayangkan,
pelaksanaan CSR membutuhkan dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan
jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus
melakukan regulasi di tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah
persoalan kemiskinan dan keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah
harus berperan sebagai koordinator penanganan krisis melalui CSR. Pemerintah
bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi fokus, dengan masukan
pihak yang kompeten.
Setelah itu, pemerintah memfasilitasi, mendukung, dan
memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang mau terlibat dalam upaya besar
ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses interaksi antara pelaku bisnis dan
kelompok-kelompok lain agar terjadi proses interaksi yang lebih adil dan
menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman satu pihak terhadap yang lain.
Peran terakhir ini amat diperlukan, terutama di daerah. Semacam perubahan
orientasi dan peningkatan kapasitas pemerintah daerah juga diperlukan.
Dengan demikian, sungguh banyak peran yang lebih tepat
bagi pemerintah daripada mengambil tindakan mengambil uang dari pelaku usaha.
Tindakan ini mungkin populer, tetapi akibatnya bisa amat merugikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT
Pertamina (Persero) sudah banyak dan cukup lama melaksanakan berbagai program CSR, seperti
penghijauan, sumbangan-sumbangan kepada korban gempa, sumbangan kepada para
penyandang cacat, kesehatan, dan dalam bentuk pendidikan. Beberapa program
dalam bidang lingkungan yaitu Coastal
Clean Up, Program Bina Lingkungan, dan Desa Binaan. Selain itu, CSR PT Pertamina
juga merambah ke dunia kesehatan, salah satu programnya yaitu Bright With Pertamina dan masih banyak
lagi program-program lainnya,
Peran
pemerintah yang terkait dengan Corporate
Social Responsibility meliputi pengembangan kebijakan yang menyehatkan
pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik bagi pelaku Corporate Social Responsibility,
menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi bagi PT Pertamina.
B. Saran
Pemerintah harus
sungguh-sungguh mengawasi proses tanggung jawab social atau Corporate Social Responsibility antara
perusahaan dan masyarakat agar terjadi proses interaksi yang lebih adil
sehingga dapat membantu menyejahterakan bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar